TAHAP
III
KELUARGA
DENGAN ANAK PRASEKOLAH
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai
ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun.
Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi
pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara
perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda (Duvall & Milter,
1985).
Kehidupan keluarga selama tahap ini menjadi sibuk dan
menuntut bagi orang tua. Bagi orang tua yang memiliki tuntutan besar terhadap
waktu mereka, mungkin ibu juga bekerja, baik paruh waktu atau penuh waktu.
Meskipun demikian, menyadari bahwa orang tua adalah “arsitek keluarga”, yang
merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga (Satir, 1983), penting bagi
mereka untuk menguatkan hubungan mereka-singkatnya, menjaga pernikahan tetap
hidup baik. Hal ini sering menjadi masalah selama tahap kehidupan keluarga
tertentu (Olson et al., 1983)
Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini,
terutama diarea kemandirian. Mereka harus mencapai otonomi dan kemandirian yang
cukup agar mampu menangani diri mereka sendiri tanpa orang tua diberbagai
tempat. Pengalaman di taman kanak-kanak, Project Head Start, pusat penitipan
anak, dan program serupa lainnya adalah cara yang baik untuk membantu tipe
perkembangan ini. Program prasekolah terstruktur terutama berguna untuk membantu
orang di pusat kota yang tinggal dikomunitas dengan pendapatan yang rendah dan
memiliki anak prasekolah. Meskipun banyak penelitian menunjukan keuntungan
asuhan anak yang berkualitas dan program prasekolah seperti Head Start, akses
ke program ini biasanya sulit atau tidak terdapat pada keluarga miskin yang
bekerja. Memperoleh pengelolaan asuhan anak yang adekuat adalah perhatian utama
bagi orang tua (Kelleher, 1996). Pusat penitipan bayi dan anak prasekolah yang
dapat diperoleh dan yang memiliki anak remaja terutama adalah orang yangn
memerlukan program dan fasilitas pelayanan kesehatan anak yang lebih baik (Adams
& Adams, 1990).
Banyak
keluarga dengan orang tua tunggal berada di tahap siklus kehidupan tertentu
ini. Ahli demografi saat ini memperkirakan bahwa lebih dari setengah anak yang
lahir di tahun 1990-an akan meluangkan sedikitnya sebagian dari masa kanak- kanak
mereka dirumah dengan orang tua tunggal (Kantrowits & wingert, 2001). Di
antara keluarga dengan orang tua tunggal tekanan peran menjadi orang tua dari
prasekolah, dan peran lainnya menjadi lebih baik.
1.
Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
saat ini berkembang baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak
prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengeksplorasi dunia disekitar mereka,
dan kebutuhan orangbtua privasi diri. Peralatan dan fasilitas juga harus aman
untuk anak – anak, karena alasan itu moralitas dan sabilitas pada tahap ini
sebagian besar terjadi karena cedera. Mengkaji rumah tentang adanya bahaya
keselamatan merupakan hal yang penting bagi perawat kesehatan komunitas, dan
pendidikan kesehatan kemudian harus dimasuk sehingga orang tua dan mengenali
kemungkinan risiko dan mencegah cedera.
Suami-ayah
umumnya lebih banyak terlibat dalam tanggung jawab rumah tangga selama tahap
perkembangan keluarga ini dibandingkan selama tahap – tahap yang lain, dengan
presentasi terbesar pada tahap ini dihabiskan pada aktivitas pengasuhan anak.
Walauipun bukti dicampur, beberapa penelitian menyatakan bahwa kontak ayah dan
anak memiliki efek menguntungkan pada anak termasuk nilai psikososial yang
lebih tinggi, harga diri lebih besar, masalah perilaku lebih sedikit, pencapian
akademik lebih tinggi, dan hubungan dengan teman sebaya yang lebih baik ( Amato
& Rezac, 1994: Healy, Malley, & Stewart, 1990: Hetheringion, 1993;
Lund, 1987; Peterson & Zill, 1986)
Berolak
belakang dengan harapan , penelitian telah menunjukkan bahwa kedatangan anak
kedua ke dalam keluarga memiliki efek yang lebih buruk pada hubungan pernikahan
dari pada kedatangan anak pertama (La Rossa
& La Rossa, 1981). Ketertiban dalam pola orang tua cenderung membuat
pelaksanaan peran pernikahan menjadi lebih sulit, seperti diperlihatkan oleh
pemantauan penelitian klinis berikut: pasangan perubahan kepribadian yang lebih
negative pada satu sama lain; mereka kurang puas dengan rumah mereka; interaksi
berorientasi tugas lebih banyak dan lebih sedikit percakapan personal serta
percakapan yang berpusat pada anak; lebih banyak ke ditujukan pada anak dan
lebih sedikit kehangatan yang diberikan kepada masing – masing pasangan; dan
lebih sedikit tingkat kepuasan seksual (Feldman 1971). Penggabungan observasi
klinis ini adalah mitos bahwa lebih banyak ayah yang meluangkan waktu dirumah
dan mengurangi waktu bekerja. Kaufan & Uhlenberg (2000) melaporkan bahwa
perbedaan gender dalam pengaruh menjadi orang tua pada pelaksanaan tugas terus
– menerus ada. Suami yang memiliki anak terbukti lebih sering bekerja dan
melaksanakan pekerjaan lebih banyak dibandingkan suami yang tidak memilik anak.
Selain itu, istri memiliki anak- anak melanjutkan pekerjaannya dengan waktu
yang lebih sedikit dibandingkan wanita tanpa anak dan dibandingkan ayah-suami
di rumah.
Feldman
menegenali dengan baik laporan dan observasi paraiel penelitian pada konselor
kelurga bahwa hubungan pernikahan lebih sering mengalami masalah pada fase
kehidupan kelurga ini. Pada kenyataanya, banyak perceraian terjadi dalam tahun
– tahun ini akibat kelemahan dan kean pernikahan. Privasi dan waktu bersama
adalah kebutuhan yang utama. Konseling pernikahan dan kelompok pertemuan
pernikahan telah menjadi sumber penting diantara kelas menengah. Akan tetapi
bagi keluarga tanpa sumber ekonomi, bantuan yang terbatas tersedia untuk
menguatkan pernikahan yang mampu diselamatkan. Terdapat kecenderungan bagi
seorang ahli agama untuk dilatih menjadi konselor pernikahan dan keluarga serta
memberikan konseling kepada pasangan yang tidak mampu membayar tetapi dari
konselor swasta.
Tugas
utama keluarga adalah menyosialisasikan anak. Anak prasekolah mengembangkan
sikap diri yang kritis (konsep diri) dan dengan cepat belajar untuk
mengekspresikan diri mereka sendiri, sebagaimana yang terlihat dalam
penangkapan berbahasa mereka yang cepat. Peran yang lebih dewasa didapat oleh
anak prasekolah, yang secara bertahap memikul tanggung jawab lebih dalam
perawatan diri mereka sendiri, dan membantu ibu atau ayah dengan tugas rumah
tangga. Yang penting, bukan masalah produktivitas anak, tetapi pembelajaran
yang terjadi.
Tugas
lain selama periode ini adalah berhadapan dengan cara bagaimana
mengintegrasikan anggota keluarga baru (anak kedua atau ketiga) ke dalam
keluarga, sementara keluarga tersebut tetap memenuhi kebutuhan anak yang lebih
tua. Pergeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis adalah
peristiwa yang sangat traumatis. Persiapan anak menghadapi kedatangan bayi baru
lahir membantu memperbaiki situasi, terutama jika orang tua sensitif dengan
perasaan dan perilaku anak yang lebih tua. Persaingan sibling sering
diekspresikan dengan memukul atau memperlakukan bayi baru lahir secara negatif,
berperilaku regresif, dan aktivitas yang mencari perhatian. Cara terbaik untuk
menghadapi persaingan sibling bagi orang
tua adalah meluangkan sejumlah waktu tertentu setiap hari secara ekslusif untuk
berhubungan dengan anak yang lebih tua guna memberikan mereka kepastian bahwa
ia tetap disayang dan diinginkan.
Pada saat anak masuk prasekolah.
Orang tua memasuki tahap keyiga yaitu menjadi orang tua, salah satunya adalah
belajar untuk berpisah dari anak pada saat mereka berlatih di pusat penitipan
atau taman kanak – kanak. Tahap ini berlanjut selama prasekolah dan tahun –
tahun masa sekolah awal. Perpisahan sering sekali dirasa sulit bagi orang tua, dn mereka perlu
dukungan dan penjelasan tentang nagaimana anak prasekolah menguasai tugas
perkembangan yang ikut berperan dalam pertumnbuhan otonomi anak.
Perpisahan orang tua juga
sulitbagi anak prasekolah. Perpisahan dapat terjadi karena orang tua pergi
bekerja, ke rumah sakit, atau berekreasi atau jalan – jalan. Persiapan keluarga
untuk perpisahan sangat penting dalam membantu anak – anak mentyesuaikan diri
terhadap perubahan.
Membantu orang tua untuk
memperoleh layana keluarga berencana setelah kehadiran bayi yng baru lahir,
atau untuk melanjutkan kontrasepsi jika kehamilan tidak direncanakan, juga
diindikasikan. Hal tersebut, misalnya, bukan merupakan hal yang jarang bagi
wanita untuk berhenti untuk menggunakan kontrasepsi karena tidak munculnya
periode menstruasi dengan keyakinan bahwa ia hamil, hanya untuk mengetahui
bahwa pada akhirnya ia hamil akibat hubungan seksual selama ini mengira bahwa
ia hamil san tidak menggunakan kontrasepsi.
Kedua orang tua perlu melakukan
hobi di luar rumah dan kontak untuk memperbarui diri mereka diri sendri guna
melanjutkan tugas dan tanggung jawab rumah tangga yang bertumpuk. Orang tua
tunggal dan miskin sering kali tidak memiliki kesempatan ini. Kelurga ini biasanya
memiliki hubungan kepuasan yang minimal dengan komunitas luas karena posisi
mereka yang mengasingkan diri dan sumber yang tersedia untuk mereka.
2. Perhatian Kesehatan
Masalah kesehatan fisik yang
utama adalah seringnya penyakit menular dialami oleh anak dan umumnya cedera
akibat jatuh, luka bakar, keracunan. Dan cedera lain yang terjadi selama masa
prasekolah. Karena kurangnya ketahan spesifikterhadap banyak bakteri dan
enyakit akibat virus serta meserta meningkatnya pajama terhadap bakteri dan virus.
Anak prasekolah sering kali sakit pertamanya sembuh. Penyakit sering kali
merupakan penyakit yang “hilang – timbul” di dalam keluarga. Seringnya
kunjungan ke dokter, merawat anak sakit, dan pulang kerumah dari tempat kerja
untuk membawa anak yang sakit dari taman kanak – kanak adalah krisis mingguan
yang sering terjadi. Dengan demikian, kontak anak dengan yang infeksi dan
penyakit menular serta kerentanan mereka yang umum terhadap penyakit adalah
perhatian kesehatan yang utama (shelov, 1991)
Cedera, terjatuh, luk bakar, dan
laserasi sangat sering terjadi. Cedera ini tampaknya bahkan lebih sering jika
keluarga adalah keluarga besar, keluarga dengan pengasuh dewasa yang tidak ada
dirumah karena bekerja ( anak yang kurang mendapat pengawasan orang dewasa),
dan keluarga yang memiliki pendapatan rendah. Keamanan linhkungan dan supervisi
anak yang adekuat adalah cara untuk mengurangi cedera (shelov, 1991)
Perhatian utama tentang kesehatan
psikososial keluaraga adalah hubungan pernikahan. Penelitian membuktikan adanya
penurunan atau kehilangan kepuasan yang dialami oleh banyak pasangan
selama masa ini dan kebutuhan untuk
bekerja guna memperkuat dan menyegarkan kembali unit vital ini (olson et al,
19983). Perhatian kesehatan yan penting lainnya adalah persaingan sibling,
keluarga berencana, kebutuhan tumbuh kembang anak, masalah orang tua sperti
menetapkan keterbatasan (pendisiplinan), penganiayaan dan pengabaian anak,
keamanan rumah, dan masalah komunikasi keluarga.
Strategi promosi kesehatan umum
terus berlanjut dan berhungan erat selama tahap ini, Karena prilaku gaya hidup
yang dipelajari selama masa kanak – kanak dapat memiliki konsekuensi jangka
pendek dan panjang. Pendidikan kesehatan keluarga diarahkan pada pencegahan
masalah kesehatan utama akibat merokok, penyalahgunaan alcohol dan obat-obatan,
seksualitas manusia, keamanan, diet dan nutrisi. “Tujuan utama bagi perawat
yang bekerja dengan anak dan keluarga adalah membantu mereka dalam menetapkan
gaya hidup sehat dan dalam memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual,,
emosional, dan sosial anak yang optimal”. (Wilson, 988).
Tahap III Siklus Kehidupan Keluarga Inti Dengan
Orang Tua: Keluarga Dengan Anak
Prasekolah
1. TUGAS PERKEMBANGAN
a. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga akan rumah, ruang, privasi dan keamanan yang memadai
b. Menyosialsasikan anak
c. Mengintegrasikan anak kecil
sebagai anggota keluarga baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lain
d. Mempertahankan hubungan yang
sehat di dalam keluarga (hubungan pernikahan dan hubungan orang tua anak) dan
di luar keluarga (hubungan dengan keluarga besar dan komunikasi)
2. PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN
(1) Penyakit menular pada anak-
anak
(2) Pencegahan kecelakaan dan
keamanan rumah (jatuh, luka bakar, keracunan)
(3) Hubungan pernikahan
(4) Hubungan sibling
(5) Keluarga berencana
(6) Kebutuhan dalam pertumbuhan
dan perkembangan isu- isu tentang hal menjadi orang tua
(7) Penganiayaan dan pengabaian
anak
(8) Praktik kesehatan yang bai
(tidur, nutrisi, olahraga)